BK

BK

Sunday, February 16, 2014

GAYA BELAJARKU

GAYA BELAJAR
1.      Pengertian Belajar
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respons berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respons, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respons) harus dapat diamati dan diukur.
2.      Macam-macam Gaya Belajar

Karakteristik Perilaku Individu dengan Cara Belajar Visual
Individu yang memiliki kemampuan belajar visual yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut:
  1. rapi dan teratur
  2. berbicara dengan cepat
  3. mampu membuat rencana jangka pendek dengan baik
  4. teliti dan rinci
  5. mementingkan penampilan
  6. lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar
  7. mengingat sesuatu berdasarkan asosiasi visual
  8. memiliki kemampuan mengeja huruf dengan sangat baik
  9. biasanya tidak mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik ketika sedang belajar
  10. sulit menerima instruksi verbal (oleh karena itu seringkali ia minta instruksi secara tertulis)
  11. merupakan pembaca yang cepat dan tekun
  12. lebih suka membaca daripada dibacakan
  13. dalam memberikan respon terhadap segala sesuatu, ia selalu bersikap waspada, membutuhkan penjelasan menyeluruh tentang tujuan dan berbagai hal lain yang berkaitan.
  14. jika sedang berbicara di telpon ia suka membuat coretan-coretan tanpa arti selama berbicara
  15. lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
  16. sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat "ya" atau "tidak’
  17. lebih suka mendemonstrasikan sesuatu daripada berpidato/ berceramah
  18. lebih tertarik pada bidang seni (lukis, pahat, gambar) dari pada musik
  19. seringkali tahu apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai menuliskan dalam kata-kata 
Karakteristik Perilaku Individu dengan Cara Belajar Auditorial
Individu yang memiliki kemampuan belajar auditorial yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut:
  1. sering berbicara sendiri ketika sedang bekerja
  2. mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik
  3. lebih senang mendengarkan (dibacakan) daripada membaca
  4. jika membaca maka lebih senang membaca dengan suara keras
  5. dapat mengulangi atau menirukan nada, irama dan warna suara
  6. mengalami kesulitan untuk menuliskan sesuatu, tetapi sangat pandai dalam bercerita
  7. berbicara dalam irama yang terpola dengan baik
  8. berbicara dengan sangat fasih
  9. lebih menyukai seni musik dibandingkan seni yang lainnya
  10. belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada apa yang dilihat
  11. senang berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu secara panjang lebar
  12. mengalami kesulitan jika harus dihadapkan pada tugas-tugas yang berhubungan dengan visualisasi
  13. lebih pandai mengeja atau mengucapkan kata-kata dengan keras daripada menuliskannya
  14. lebih suka humor atau gurauan lisan daripada membaca buku humor/komik
Karakteristik Perilaku Individu dengan Cara Belajar Kinestetik      
Individu yang memiliki kemampuan belajar kinestetik yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut:
  1. berbicara dengan perlahan
  2. menanggapi perhatian fisik
  3. menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian mereka
  4. berdiri dekat ketika sedang berbicara dengan orang lain
  5. banyak gerak fisik
  6. memiliki perkembangan otot yang baik
  7. belajar melalui praktek langsung atau manipulasi
  8. menghafalkan sesuatu dengan cara berjalan atau melihat langsung
  9. menggunakan jari untuk menunjuk kata yang dibaca ketika sedang membaca
  10. banyak menggunakan bahasa tubuh (non verbal)
  11. tidak dapat duduk diam di suatu tempat untuk waktu yang lama
  12. sulit membaca peta kecuali ia memang pernah ke tempat tersebut
  13. menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
  14. pada umumnya tulisannya jelek
  15. menyukai kegiatan atau permainan yang menyibukkan (secara fisik)
  16. ingin melakukan segala sesuatu
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Belajar


Thursday, November 21, 2013

Univ. Keh



Bip bip bip biiiiiipppp, tiba-tiba hp-ku berbunyi di fajar kala minggu itu. Setelah kubuka ternyata ada pesan masuk dari salah seorang sahabatku… Sambil menahan rasa kantuk yang dalam dan malas-malasan kusempatkan membaca pesan singkat itu, seperti ini bunyinya…
“Ketika kerja kita tidak dihargai, maka saat itu kita sedang belajar KEIKHLASAN.
Ketika hati kita terluka sangat dalam, maka saat itu kita sedang belajar tentang MEMAAFKAN.
Ketika kita lelah dan kecewa, maka saat itu kita sedang belajar tentang KESUNGGUHAN.
Ketika kita merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kita sedang belajar tentang KETANGGUHAN.
Ketika kita harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kita tanggung, maka saat itu kita sedang belajar KEMURAHAN HATI.
Tetap semangat, tetap sabar, tetap tersenyum, terus belajar karena kita sedang menimba ilmu di UNIVERSITAS KEHIDUPAN!
Kurang lebih seperti itu pesan yang dikirim oleh sahabatku. Aku melamun sebentar, menerawang jauh kedalam memikirkan kata demi kata dalam pesan itu. Jika aku pikir dan renungkan aaahhhh dangkalnya sekali pikirku selama ini. Sering aku mengeluh, sering aku tidak memaafkan, sering aku tidak bersungguh-sungguh, sering aku putus asa dan tak berdaya, sering aku banyak menimbang-nimbang untuk ikhlas dan bermurah hati, sering dan sering aku complain dengan kehidupan ini dan lupa bahwa hidup ini adalah bagian dari pembelajaran. Belajar tidak hanya tentang IPA, MATEMATIKA dan BK tapi belajar yang sesungguhnya adalah belajar tentang kehidupan itu sendiri. Setiap harinya kita dapat belajar dari setiap kejadian dan apa yang kita temui dan itu lebih berharga dari apapun. Mental dan karakter kita dapat terbentuk kuat dari peristiwa-peristiwa hidup.
Oleh karena itu, mari sahabat setiap detik, setiap menit dan setiap hari kita belajar karena pembelajaran yang sebenarnya, sekolah dan universitas yang sebenarnya adalah KEHIDUPAN itu sendiri. Terus semangat, selalu bersyukur, kelak kita ‘kan disebut lulusan UNIVERSITAS KEHIDUPAN yang berhasil!
Selamat belajar menimba ilmu di UNIVERSITAS KEHIDUPAN! Salaaammmmm…. J


NB. Terima kasih sahabat untuk SMS’nya J

By. Kris

Teman Sebaya



TEMAN SEBAYA

A.    Siapakah Teman Sebayaku??
1.    Pengertian Teman sebaya
ü Teman sebaya (peer) adalah anak-anak atau remaja dengan tingkat kedewasaan yang relative sama. Biasanya cenderung berkelompok dan membentuk kelompok teman sebaya (peer group) atau yang populer disebut geng.
ü Menurut John W. Santrock dalam buku Psikologi Remaja, Peer group adalah sekumpulan remaja yang sebaya yang punya hubungan erat dan saling tergantung.
ü Kesamaan yang ada pada kelompok teman sebaya dilatarbelakangi dari faktor usia/ tingkat kedewasaan, sosial, ekonomi, aktivitas, minat, dsb.
ü Interaksi teman sebaya lebih banyak muncul pada anak-anak yang berjenis kelamin sama dari pada yang berbeda jenis kelamin.
ü Peer group sebagai panggung dimana remaja dapat menguji diri sendiri dan orang lain. Di dalam kelompok ini juga seorang belajar menjadi pemimpin, merumuskan dan memperbaiki konsep diri serta mendapat penilaian dari orang yang sejajar dengan dirinya. Dengan demikian peer group menjadi salah satu tempat baik bagi remaja untuk bereksperimen dan membangun kemandirian baik emosi maupun perilaku dari orang tua, bagaimana dukungan emosi mereka terutama ketika anggotanya mengalami masa peralihan yang kompleks menuju kedewasaan dan bagaimana nilai-nilai dalam kelompok memberikan tuntunan moral pada anggotanya. Namun terkadang peer group juga sering dijadikan tempat untuk menghindari aturan-aturan yang dibuat oleh orang dewasa.
2.    Aktivitas para remaja
Ø Bercerita, bermain, bepergian kesuatu tempat, bersosialisasi atau hanya sekedar hang out bersama
Ø Kebanyakan aktivitas dilakukan di luar rumah
Ø Karena remaja lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman sebaya di luar rumah maka pengaruh teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku remaja lebih besar dari pada pengaruh keluarga.
Ø Salah satu tugas perkembangan pada masa remaja adalah seseorang mampu mencapai pola hubungan baru yang lebih matang/ baik dengan teman sebaya, baik laiki-laki maupun perempuan.
3.      Remaja ingin dipilih
Remaja cenderung ingin menonjolkan diri, ingin diakui, ingin mendapat popularitas.
4.      Strategi mencari dan disenangi teman
·         Menciptakan interaksi
·         Bersikap menyenangkan, baik dan penuh perhatian
·         Tingkah laku pro-sosial
·         Menghargai diri sendiri dan orang lain
·         Menyediakan dukungan sosial
5.      Strategi yang tidak tepat dalam mencari teman
v  Perilaku psikologis yang dapat merusak reputasi dan menyakiti perasaan teman ; buruk sangka, memaki, mempermalukan teman, dsb.
v  Sikap diri yang negative
v  Perilaku anti-sosial
v  Agresi fisik dan verbal
Agresi fisik adalah kekerasan yang bertujuan untuk menyakiti orang secara fisik/ mengakibatkan kerusakan fisik ; berkelahi, merusak, meludah, membolos, melanggar peraturan sekolah.
Agresi verbal merupakan tindakan menyakiti orang lain melalui perkataaan seperti berteriak, menghina, membuat lelucon atas orang lain, mengejek, berbohong, memfitnah, menceritakan rahasia dan menghasut.
B.     Menolak Tekanan Negative Dari Teman Sebaya
Dalam penelitian Pamela Espeland, dijelaskan bahwa masalah yang dihadapi remaja masa kini yang sekaligus memberikan pengaruh terburuk pada remaja selain narkoba adalah tekanan teman sebaya à tekanan untuk melakukan hal-hal yang negative seperti memalak, mencuri, merokok, membolos, pergaulan bebas, berbohong, pengrusakan, terlibat geng, dsb.
Cara menolak tekanan negative dari teman sebaya :
1.      Menyingkir
2.      Jauhi teman yang melakukan tekanan padamu
3.      Bersikap seakan-akan teman yang sedang menekanmu tidak serius dengan apa yang akan dilakukannya agar kita tetap tenang dan bisa berpikir rasional
4.      Tolak dengan kalem tapi tegas
5.      Tolak dan beri alasan
6.      Tolak dan utarakan nilai atau keyakinan yang kamu pegang
7.      Tolak dan ingatkan temanmu tentang konsekuensi perbuatan tersebut
8.      Tolak dan ganti topik pembicaraan
9.      Tolak dan tawarkan alternative positif
10.  Tolak dan tanya temanmu
11.  Tolak sambil melempar humor
12.  Tolak dan lakukan tekanan pada temanmu
13.  Utarakan perasaanmu
14.  Manfaatkan orangtuamu sebagai alasan
15.  Tegaslah pada pendirianmu sendiri
16.  Lawan temanmu
17.  Panggil temanmu yang lain untuk membantumu
18.  Selalu siapkan alternative jalan keluar atau “plan B”
19.  Tertawa saja
20.  Carilah teman yang tidak memaksamu melakukan hal-hal yang berbahaya
21.  Mintalah seorang penengah untuk membantumu
22.  Laporkan pada orang dewasa
23.  Yakinlah pada nalurimu
24.  Putuskan hubungan dengan teman yang melakukan tekanan saat itu juga

C.     Cara Menyesuaikan Diri Di Lingkungan Yang Baru
1.      Menata persepsi kita tentang lingkungan baru tsb
2.      Menata diri
3.      Persiapkan bental
4.      Mulailah Beradaptasi, mulai berkenalan
5.      Rajin-rajinlah memulai pembicaraan
6.      Hargailah orang, budaya & aturan di lingkungan baru tsb
7.      Tahu kapan/ porsi bercanda yang benar
8.      Menjadi orang yang dipercaya
9.      Menjadi teman yang bisa diandalkan
10.  Open mind


Sumber :
·      Rintyastini, Yulita & Suzy Yulia. 2006. Bimbingan dan Konseling SMP Untuk Kelas VII. Jakarta: Esis Erlangga
·      Teguhbayu. 2011. “tips bergaul yang baik dan benar”. com (diunduh Oktober 2013)